Kemaren abis sholat subuh iseng2 baca MP sambil tiduran.. Eh, ternyata udah keluar ya challenge FF yang ketiga. Ga jadi deh mo bobo lagi abis subuh.. Langsung samber kamera dan cari objek di sekitar rumah. Setelah beberapa kali jepret objek yang berbeda2, kayaknya yang ini agak mending deh, meskipun masih penuh tanah he he .
Kalo mo ikutan, click di sini ya. Ini dia hasil jepretan gue:
Tuesday, October 21, 2008
Monday, October 20, 2008
Thursday, October 16, 2008
FF #2 : Just Kids! Ayo pilih ;)
SPLASH!
Ceritanya pengen ikut ngeramein FF #2: Just Kids! Jadi g pilih foto yang ini. Foto ini kita ambil waktu main ke Ocean Park. Kita main ciprat-cipratan air dan inilah ekspresi dia waktu kena ciprat! He he...
Buat yang mau ikutan, silakan buka link ini yach:
http://fotofunmp.multiply.com/journal/item/3
Ceritanya pengen ikut ngeramein FF #2: Just Kids! Jadi g pilih foto yang ini. Foto ini kita ambil waktu main ke Ocean Park. Kita main ciprat-cipratan air dan inilah ekspresi dia waktu kena ciprat! He he...
Buat yang mau ikutan, silakan buka link ini yach:
http://fotofunmp.multiply.com/journal/item/3
Wednesday, October 15, 2008
Yang tersisa dari kampung Mamah
Minggu lalu g jemput Papah & Mamah ke Cisalak. Dulu, yang gue tau.. Cisalak itu sejuk, nyaman, bersih, pokoknya tempat yang pas banget buat relax dan cuci mata. G inget, terakhir g jalan-jalan di sungai Cisalak waktu g masuk kuliah.. Sekitar 13 th yang lalu.
Dulu, ga ada mobil truk pengangkut Aqua yang hilir mudik di jalan menuju Cisalak.
Dulu, sungai yang mengalir di tanah Cisalak itu beniiiing banget. Main dan mandi di sungai itu sama sekali ga bikin jijik.
Dulu, sungai kecil di belakang rumah Papah di Cisalak itu juga merupakan pemandangan yang asyik buat diliat.
Dulu, masih banyak rumah panggung dengan lantai kayunya, yang menurut gue merupakan sesuatu yang menyenangkan untuk dilihat.
Sekarang? Truk pengangkut Aqua sudah banyak hilir mudik sehingga mengganggu jalan. Kebayang aja, jalan sempit, naik turun dan belok-belok gitu, kita harus ngekor di belakang truk besar yang cuma bisa lari 10 - 20 km / jam!
Sungai-sungai yang dulu bening itu sekarang udah ga sebening dulu, di kiri kanan-nya pun banyak sampah bertebaran .. keadaan bisa berbalik 180 derajat hanya dalam beberapa tahun aja! Dulu g pernah menyusuri sungai itu dari rumah Nenek sampai rumah Papah.. mayan lah ada mungkin 5 km. Rasanya menyenangkan banget, g masih inget sampai sekarang. Apalagi buat anak kota (maksudnya dari lahir tinggal di kota huehehe) kayak gue yang jarang liat alam luas seperti itu.
Sungai kecil di belakang rumah sekarang jadi tempat pembuangan sampah warga. Sayang sekali! Terpaksa kami memasang pagar di pinggir sungai itu supaya pemandangan sampahnya ga kelihatan dari tempat kami . Yang dulunya merupakan pemandangan indah, menjadi pemandangan mengganggu.
Rumah-rumah kayu yang dulu sangat khas dan unik, sekarang sudah berganti menjadi rumah-rumah beton yang ga ada bedanya dengan rumah di kota. Trus jumlah rumah baru yang dibangun juga banyak, menyisakan hanya sedikit lahan buat tanah kosong.
G cuma menyayangkan aja sih, kampung yang dulunya nyaman g rasa sekarang jadi ga terlalu nyaman lagi... But I think it happens everywhere ya?
Dulu, ga ada mobil truk pengangkut Aqua yang hilir mudik di jalan menuju Cisalak.
Dulu, sungai yang mengalir di tanah Cisalak itu beniiiing banget. Main dan mandi di sungai itu sama sekali ga bikin jijik.
Dulu, sungai kecil di belakang rumah Papah di Cisalak itu juga merupakan pemandangan yang asyik buat diliat.
Dulu, masih banyak rumah panggung dengan lantai kayunya, yang menurut gue merupakan sesuatu yang menyenangkan untuk dilihat.
Sekarang? Truk pengangkut Aqua sudah banyak hilir mudik sehingga mengganggu jalan. Kebayang aja, jalan sempit, naik turun dan belok-belok gitu, kita harus ngekor di belakang truk besar yang cuma bisa lari 10 - 20 km / jam!
Sungai-sungai yang dulu bening itu sekarang udah ga sebening dulu, di kiri kanan-nya pun banyak sampah bertebaran .. keadaan bisa berbalik 180 derajat hanya dalam beberapa tahun aja! Dulu g pernah menyusuri sungai itu dari rumah Nenek sampai rumah Papah.. mayan lah ada mungkin 5 km. Rasanya menyenangkan banget, g masih inget sampai sekarang. Apalagi buat anak kota (maksudnya dari lahir tinggal di kota huehehe) kayak gue yang jarang liat alam luas seperti itu.
Sungai kecil di belakang rumah sekarang jadi tempat pembuangan sampah warga. Sayang sekali! Terpaksa kami memasang pagar di pinggir sungai itu supaya pemandangan sampahnya ga kelihatan dari tempat kami . Yang dulunya merupakan pemandangan indah, menjadi pemandangan mengganggu.
Rumah-rumah kayu yang dulu sangat khas dan unik, sekarang sudah berganti menjadi rumah-rumah beton yang ga ada bedanya dengan rumah di kota. Trus jumlah rumah baru yang dibangun juga banyak, menyisakan hanya sedikit lahan buat tanah kosong.
G cuma menyayangkan aja sih, kampung yang dulunya nyaman g rasa sekarang jadi ga terlalu nyaman lagi... But I think it happens everywhere ya?
Subscribe to:
Posts (Atom)